Selasa, 20 Desember 2011

kata-kata indah

Seorang pria yang baik diinginkan oleh banyak wanita, tapi hanya menginginkan seorang wanita.


Berharap saja tidaklah cukup kamu harus bisa mewujudkan harapan itu.


Jangan berusaha mengerjakan sesuatu dengan setengah hati, karena hasil yang kamu dapat juga hanya setengahnya.


Terkadang terasa pesimis,namun bangkitkanlah dengan bayangkan euforia yg nanti kalian raih


Pantang menyerah saat mengalami kegagalan tetapi tetap memakai strategi yg sama, lebih dekat dikatakan sbg kebodohan.


Jangan pernah berfikir tidak akan pernah bisa mendaptkan dia,meraih cita-cita,dan segala hal yg kau inginkan.


Tuhan janjikan pertolongan dari semua penjuru bagi kita yang taat kepadaNYA.


Bgitu bahagia ibu mendengar kmu menangis saat prtama x kelahiranmu, tp mengapa skrg kmu bgitu senang membuat ibu menangis dlm hati.


Saat ayah pulang bekerja yg prtama x ayah tanyakan pd ibumu adalah 'mana anakku, apakah pergi, ataukah blum pulang ?' Krn kamu yg utama.


Kalau kamu suka, tunjukanlah. Jangan berdiam diri. karena cinta itu harus diperjuangkan. Tidak mungkin datang secara instant.


Bila kamu tidak mempercayai matamu, maka kamu selalu bisa mempercayai hatimu sebab cinta mampu membuat segalanya mungkin.


Seorang pasangan yg baik, tahu kapan saatnya menegur dan kapan saatnya memuji pasangannya.


Melelahkan saat menunggu kepastian, tapi saat kepastian itu tiba, semua lelah seolah terbayarkan.


Berusahalah terus jangan pantang menyerah seakan akan besok kau akan mendapatkan kebahagian tak terkira.


Menjadi single adl kesempatan memandirikan diri kita dan mempersiapkan diri menjadi pasangan yg baik.

Senin, 19 Desember 2011

Sejarah Hari Ibu

" SELAMAT HARI IBU "

  Sekuntum melati, lambang kasih nan suci.
  Ibu Indonesia, pembina tunas bangsa.
  Berkorban sadar cita, tercapai dengan giat bekerja.
  Merdeka laksanakan bhakti pada Ibu Pertiwi


Itulah penggalan Hymne Hari Ibu, pasti sangat familiar bagi para pegawai negeri yang mengikuti Upacara Hari Ibu. Alasannya karena lagu itu selalu dinyanyikan di setiap upacara peringatan hari Ibu.

Sekuntum melati, lambang kasih nan suci. Ehm sangat indah bukan, melati yang harum mewangi sepanjang hari sebagai lambang kasih nan suci. Ya, lambang Hari Ibu adalah setangkai bunga melati dengan kuntumnya. Secara pasti tidak tahu sejarah kenapa melati dijadikan lambang Hari Ibu.

Lambang tersebut digunakan untuk menggambarkan 3 hal: Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak; Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.

Padahal peringatan hari Ibu Indonesia sebenarnya dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, bahwa betapa besar jasa para pejuang perempuan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan untuk memperjuangkan kesatuan, persatuan dan kemerdekaan Indonesia. Hakekat Hari Ibu di Indonesia adalah nasionalisme kaum hawa Indonesia. Benih2nya saat persiapan kemerdekaan dan masa perang kemerdekaan.

Berbeda dengan sejarah ditetapkannya Hari Ibu, sekarang ini Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa pejuang perempuan, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
Itulah maksud dari embel-embel 'Indonesia' di judul postingan ini. Ada Hari Ibu dan Hari Ibu Indonesia hihi

Yah perayaan yang umum sekarang ini lebih pada penghargaan kepada kaum Ibu yang melahirkan kita, secara personal. Terlihat jelas dari status teman-teman di facebook, tweet di twitter ataupun YM. Di Blackberry Messenger juga tak kalah, semua pada mengganti pic profile dengan foto bersama ibu/mamanya masing-masing.
“Selamat Hari Ibu…”, “Aku Sayang Ibu…” itu beberapa kalimat yang paling banyak muncul hari ini.

Setahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga menulis post dengan judul "Setiap Hari adalah Hari Ibu", bukan untuk mengecilkan peringatan Hari Ibu ini tapi bagi saya setiap hari adalah hari spesial untuk ibu, terlebih saya yang tidak setiap waktu bisa ketemu sama ibu karena dipisahkan jarak :)

Ingin tau bagaimana sebenarnya sejarah Hari Ibu di Indonesia?

Pimpinan perkumpulan kaum perempuan tergugah untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri saat Sumpah Pemuda dan Lagu Indonesia Raya dilantunkan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan perempuan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah di bentuknya satu organisasi bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 PPPI berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia di singkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.
Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen. Tahun berikutnya dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Balai Srikandi oleh Ibu Sukanto (Ketua Kongres Pertama). Kemudian diresmikan oleh Menteri Maria Ulfah (Menteri Perempuan Pertama yang diangkat tahun 1950) tahun 1956.
Akhirnya pada tahun 1983, Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen itu menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Jogjakarta.
Sejarah tersebut juga dimuat di situs kantor www.setneg.go.id

Rabu, 14 Desember 2011

Kreativitas Verbal

Kata kreativitas berasal dari kata sifat creative yang berarti pandai mencipta. Sedangkan untuk pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinalitas berpikir.

Menurut Komite Penasehat Nasional Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya, keativitas merupakan bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat orisinal, murni, dan bermakna (Munandar, 1999b).
Guilford (1967) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Guilford juga menambahkan bahwa bentuk pemikiran kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan, sebab, disekolah yang dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berfikir logis).
Hurlock (1992) juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan proses mental yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Hurlock menambahkan kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.
Menurut Jawwad (2004) kreativitas adalah kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan, kesenian, kesusastraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah.
Chandra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
Maslow (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa kreativitas disamakan dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka, dan langsung melihat kepada hal-hal atau bersikap asertif. Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri.
Munandar (1999b) menguraikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada. Pengertian kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri melainkan untuk menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan dalam hal material, sosial, dan psikis.
Munadi (1987) memberikan batasan kreativitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa kreativitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.
2. Ciri-ciri individu yang kreatif
Munandar (1999a) menyatakan bahwa ciri individu yang kreatif menurut para ahli psikologi antara lain adalah bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan.
Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :
a. Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.
b. Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Keterampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
d. Keterampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detil-detil dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
e. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu : a) Rasa ingin tahu; b) Bersifat imajinatif; c) Merasa tertantang oleh kemajemukan; d) Berani mengambil risiko; e) Sifat menghargai.
Sund (dalam Nursito, 2000) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif memiliki ciri-ciri yaitu (a) mempunyai hasrat ingin tahu, bersikap terhadap pengalaman baru, (b) panjang akal, (c) keinginan untuk menemukan dan meneliti, (d) cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit, (e) berpikir fleksibel, bergairah, aktif dan berdedikasi dalam tugas, (f) menanggapi pertanyaan dan mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang kreatif adalah bebas dalam berpikir dan bertindak, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai minat yang luas, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, tidak pernah bosan, dan merasa tertantang oleh kemajemukan.
3. Aspek-aspek kreativitas
Guilford (Nursito, 2000) menyatakan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Fluency, yaitu kesigapan, keancaran untuk menghasilkan banyak gagasan
2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagsan yang asli.
4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau terperinci.
5. Redefinition, yaitu kemampan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah fluency (kelancaran), fleksibilitas, orisinalitas (murni), elaborasi, dan redenifition.
B. Kreativitas Verbal
1. Pengertian Kreativitas Verbal
Kreativitas verbal terdiri dari 2 kata, yaitu kreativitas dan verbal. Thrustone, yang dikutip Azwar (1996) menyatakan bahwa verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi.
Sinolungan (2001) menyatakan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang diawali dengan pembentukan ide melalui kata-kata, serta mengarahkan fokus permasalahan pada penguasaan bahasa atau kata-kata, yang akan menentukan jelas tidaknya pengertian mengenai ide yang disampaikan.
Torrance (Munandar, 1999b) mengungkapkan kreativitas verbal sebagai kemampuan berpikir kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam bentuk verbal. Bentuk verbal dalam tes Torrance berhubungan dengan kata dan kalimat.
Mednick & Mednick (dalam Sinolungan, 2001) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan melihat hubungan antar ide yang berbeda satu sama lain dan kemampuan untuk mengkombinasikan ide-ide tersebut ke dalam asosiasi baru. Anak-anak yang mempunyai kemampuan tersebut mampu membuat pola-pola baru berdasarkan prakarsanya sendiri menurut ide-ide yang terbentuk dalam kognitif mereka.
Guilford (1967) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berfikir divergen, yaitu pemikiran yang menjajagi bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama besarnya.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan membentuk ide-ide atau gagasan baru, serta mengkombinasikan ide-ide tersebut kedalam sesuatu yang baru berdasarkan informasi atau unsur-unsur yang sudah ada, yang mencerminkan kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir divergen yang terungkap secara verbal.
2. Faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal.
Munandar (1999b) mengatakan bahwa lingkungan yang responsif (keluarga, sekolah, dan masyarakat) merupakan faktor utama terjadinya proses perkembangan inteligensi dan merupakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan kreativitas verbal.
Hurlock (1992) mengemukakan kondisi yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur, karena hal itu akan menyebabkan anak hanya mempunyai sedikit waktu untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta mencobanya dalam bentuk baru.
b. Kesempatan menyendiri. Anak dapat menjadi kreatif bila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial.
c. Dorongan. Orang tua sebaiknya mendorong anak untuk kreatif serta tidak mengejek atau mengkritik anak.
d. Sarana belajar dan bermain untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreatif.
e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus memberikan bimbingan dan dorongan untuk merangsang kreativitas anak.
f. Hubungan orang tua. Orang tua yang tidak terlalu melindungi dan tidak terlalu posesif akan sangat mendukung kreativitas anak.
g. Cara mendidik anak. Cara mendidik yang demokratis dan permisif akan meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik yang otoriter akan memadamkan kreativitas anak.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Menurut Kutner dan Kanto (dalam Rismiati, 2002) menyatakan faktor-faktor yang menimbulkan kreativitas adalah :
a. Lingkungan didalam rumah maupun di sekolah yang merangsang belajar kreatif. Lingkungan kreatif tercipta dengan memberikan pertanyaan terbuka, dapat dilakukan dirumah maupun disekolah yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu anak.
b. Pengaturan Fisik. Dengan menciptakan suasana nyaman dan santai untuk merangsang imajinasi anak.
c. Konsentrasi. Akan menghasilkan ide-ide yang produktif sampai menampilkan daya khayal anak untuk mengembangkan imajinasi anak.
d. Orang tua dan guru sebagai fasilitator. Orang tua dan guru harus bisa menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Munandar (1988a) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal adalah :
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) yang menggambarkan banyaknya gagasan yang keluar dalam pemikiran seseorang.
b. Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
c. Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan seseorang untuk mencetuskan gagasan asli.
d. Elaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dan menguraikan ide-ide tersebut secara terperinci.
Keempat faktor tersebut oleh Munandar digunakan untuk menyusun Tes Kreativitas Verbal.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengauhi kreativitas verbal adalah waktu, kesempatan menyendiri, sarana, lingkungan, dan kesempatan memperoleh pengetahuan. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi kreativitas verbal adalah kelancaran berpikir (fluency of thinking), fleksibilitas (keluwesan), originalitas (keaslian), dan elaborasi.
3. Faktor-faktor yang menghambat Kreativitas Verbal
Menurut Lehman (dalam Hurlock, 1996) kreativitas akan melemah apabila dihambat oleh lingkungan seperti :
a. Kesehatan yang buruk. Dapat mematikan daya kreativitas anak karena anak tidak mampu mengembangkan diri.
b. Lingkungan keluarga yang kurang baik. Tidak memberi dorongan untuk meningkatkan kreativitas.
c. Adanya tekanan ekonomi. Mempersulit anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya, bila anak membutuhkan dana, misalnya membeli buku.
d. Kurangnya waktu luang. Tidak adanya kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya.
Hurlock (1992) menambahkan kondisi yang dapat melemahkan kreativitas adalah:
a. Pembatasan eksplorasi. Kreativitas anak akan melemah bila orang tua membatasi anaknya untuk bereksplorasi dan bertanya.
b. Pengaturan waktu yang terlalu ketat. Anak menjadi tidak kreatif jika terlalu diatur, karena mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bebas berbuat sesuka hati mereka.
c. Dorongan kebersamaan keluarga. Perkembangan kreativitas anak akan terganggu bila keluarga selalu menuntut kegiatan bersama-sama, karena tidak mempedulikan minat dan pilihan anak.
d. Membatasi khayalan. Hal ini dapat melemahkan kreativitas, karena orang tua selalu menginginkan anaknya berpikiran realistis dan beranggapan bahwa khayalan hanya membuang-buang waktu.
e. Penyediaan alat-alat permainan yang sangat terstruktur. Anak yang sering diberi mainan yang sangat terstruktur, seperti boneka yang berpakaian lengkap, akan kehilangan kesempatan untuk bermain.
f. Sikap orang tua yang konservatif. Orang tua yang bersikap seperti ini biasanya takut menyimpang dari pola sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga mereka selalu menemani kemana pun anaknya pergi.
g. Orang tua yang terlalu melindungi. Jika orang tua terlalu melindungi anak-anaknya, maka mereka mengurangi kesempatan bagi anaknya untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru atau berbeda.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat kreativitas verbal adalah : kesehatan yang buruk, lingkungan keluarga yang kurang baik, adanya tekanan ekonomi, kurangnya waktu luang, pembatasan eksplorasi, membatasi khayalan anak, sikap orang tua yang terlalu melindungi, dan pengaturan waktu yang terlalu ketat.
4. Perkembangan Kreativitas Verbal
Bahtiar (Ali Sjahbana, 1983) berpendapat bahwa salah satu faktor penting yang memungkinkan kreativitas berkembang adalah adanya kebutuhan sosial yang menghendaki suatu bentuk, struktur, pola atau sistem yang baru, karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuhi kebutuhan. Pada keadaan tertentu orang-orang yang berhubungan satu sama lain bisa merasa kurang senang, tidak puas, dengan bentuk dan sifat-sifat hubungan mereka, sehingga mereka merasakan perlu penciptaan bentuk-bentuk, pola-pola atau sistem hubungan yang baru.
Soemardjan (1983) menekankan bahwa timbul, tumbuh, dan berkembangnya kreativitas individu tidak lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal.
Munandar (1999a) menyebutkan bahwa mengembangkan kreativitas meliputi:
a. Pengembangan segi kognitif antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir.
b. Pengembangan segi afektif antara lain dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif.
c. Pengembangan segi psikomotorik dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif dan inovatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan kreativitas verbal meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal juga dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kreativitas verbal.
diambil dari Tulisan Nur AM

Psikologi Perkembangan Pada Remaja

psikologi perkembangan "Remaja" Elizabeth Hurlock.

BAB I

MASA REMAJA

Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1. usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa
2. usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif
4. kurang lebih berhubungan dengan masa puber
5. transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.

Usia remaja menurut buku Harlock ini awal remaja sekitar usia 13 tahun sampai dengan 16 tahun dan akhir masa remaja sekitar usia 17 tahun sampai 18 tahun.

Ciri – ciri masa remaja
1. masa remaja sebagai periode yang penting
perkembangan fisik dan psikis yang sama cepat memerlukan remaja untuk menyesuaikan diri didalam sikap dan mental remaja tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perubahan yang dari anak - anak keremaja.
2. masa remaja adalah sebagai periode peralihan
adanya peralihan dari masa kanak-kanak keremaja hal ini berarti bahwa bekas –bekas pada masa kanak-kanak akan sangat mempengaruhi remaja nantinya.
3. masa remaja sebagai periode perubahan
ada beberapa perubahan dan bersifat universal: meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, perubahan nilai-nilai yang diakibatkan oleh perubahan minat dan peran dan perubahan pada adanya keinginan kebebasan dan mereka takut bertanggung jawab terhadap sikap-sikapnya.
4. masa remaja sebagai usia bermasalah
mengapa mengalami kesulitan : satu karena sebagian masalah semasa kanak-kanak diselesaikan oleh ortu dan guru –guru, kedua karena remaja merasa mandiri mereka ingin mengatasi masalah sendiri. Hal ini yang menyebabkan remaja sulit mengatasi masla-masalahnya.
5. masa remaja sebagai masa mencari identitas
mereka lambat laun akan mendambakan identitas diri mereka sendiri yang merasa berbeda dengan teman- temannya, dengan menggunakan simbol-simbol yang menurut mereka pantas dibanggakan kapada semua teman-teman sebanyanya.
6. masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
7. masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.

TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA
1. menerima keadaan fisik yang baru dan diperluakan perbaikan pada konsep ini sehingga remaja mampu berpenampilan diri dan mencapai apa yang dicita-citakan.
2. menerima peran seks pada remaja
3. mempelajari hubungan dengan para remaja baik dengan sejenis ataupun lain jenis.
4. mendambakan kemandirian secara emosianal dan perilaku.
5. pendidikan dan sekolah tinggi menekankan pentingnya intelektual.
6. tugas untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.
7. kecenderungan kawin muda menyebabkan persiapan perkawinan menjadi sangat penting dalam kehidupan remaja.

PERUBAHAN TUBUH PADA MASA REMAJA

1. tinggi : rata – rata anak perempuan memiliki tinggi yang matang pada usia 17 th dan 18 th, laki-laki setahun kemudian.
2. berat : mengikuti pertumbuhan tinggi badan.
3. proporsi tubuh : badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak terlalu panjang.
4. organs seks : ukuran yang matang pada akhir remaja, tetapi fungsinya matang beberapa tahun kemudian.
5. ciri –ciri seks sekunder mulai nampak muncul.

KEADAAN EMOSI PADA MASA REMAJA

Emosi pada remaja meninggi dikarenakan oleh perubahan fisik dan kelenjar. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi pada kanak – kanak yang terutama pada adanya ketidakadilan sehingga menyebabkan marah pada remaja. Pada remaja dalam meluapakan emosi dengan cara menggerutu, mengkritik dengan suara keras dan berdiam. Kematangan emosi pada remaja tercapai apabila remaja sudah mampu menontrol emosinya sesuai dengan tempatnya dan menerima informasi sebelum meluapkan apa yang menjadi ganjalannya. Dalam memperoleh kematangan emosional remaja harus dapat berbagi dengan orang lain mengenai masalah-masalahnya.

PERUBAHAN SOSIAL

Penyesuaian sosial pada remaja merupakan hal yang penting dalam kehidupannya untuk mencapai pola sosialisasi dewasa. Hal yang terpenting dan tersulit adalah : pengaruh teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, nilai – nilai baru dalam seleksi persahabatan, dalam kepemimpinan, dalam dukungan dan penolakan sosial.

BEBERAPA MINAT PADA REMAJA

1. minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada kemandirian dan minat pada uang.
4. minat pendidikan
5. minat pada pekerjaan.
6. minat pada agama.
7. minat pada simbol dan status.

PERUBAHAN MORAL PADA REMAJA

1. perubahan moral individu makin lama makin menjadi abstrak dan kurang kongkret.
2. keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan yang dominan.
3. penilaian moral semakin kognitif, mendorong remaja untuk lebih berani mengambil keputusan pelbagai hal mengenai moral.
4. penilaian moral menjadi kurang egosentris.
5. penilaian moral lebih bersifat sebagai hal yang mahal dan merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.

MINAT SEKS PADA REMAJA

Alasan – alasan yang umum untuk berkencan selama masa remaja ;
1. merupakan hiburan bagi individu.
2. sosialisasi.
3. status dalam teman sebaya.
4. masa pacaran.
5. pemilihan teman hidup.



PERUBAHAN KEPRIBADIAN MASA REMAJA

Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima.

Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.

BAHAYA- BAHAYA YANG UMUM PADA MASA REMAJA

1. tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. perasaan menyerah.
6. terlalu banyak berkhayal.
7. mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.

BAB II
MASA DEWASA DINI

Masa dewasa dini yakni apabila individu menginjak usia 18 th sampai batasan 40 th.

CIRI- CIRI MASA DEWASA DINI

1. masa pengaturan
masa ini berarti bahwa remaja harus membiasakan diri dengan berbagai macam tuntutan menjdi orang dewasa, tentunya berebda dengan masa remaja sebelumnya. Hal ini terkait dengan pekerjaaan, pola hidup.
2. sebagai usia reproduktif
oramgtua merupakan peran yang penting dalam kehidupan mereka.
3. sebagai masa bermasalah
awal masa dewasa merupakan masa yang sulit bagi kebanyakan orang karena harus menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan masa dewasa. Aspek –aspek yang berkaitan adalah keluarga, karir.
4. masa ketegangan emosional.
5. masa keterasingan sosial
dapat dijelaskan bahwa setelah remaja menginjak dewasa cenderung untuk sedikit demi sedikit meniggalkan kelompoknya nmasing-masing. hal initerjdi karena kesibukan pada pekerjaan dan keluarga mereka, sehingga aktivitas dalam pershabatan tergantikan sebagian oleh persaingan dalam karir dipekerjaan.
6. masa komitmen
masa dewasa dini sebagai periode komitmen terhadap diri sendiri tentang cita-cita dan ambisi untuk karir. Sehingga masa ini merupakan komitmen dalam hal pola tanggung jawab minimal tethadap diri sendiri.
7. masa ketergantungan.
8. masa perubahan nilai
9. masa penyesuaian diri dengan gaya hidup baru
10. masa kreativ

TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA DEWASA DINI

Adapun tugas-tugasya adalah sbb: mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar bersama dengan pasangannya, membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima tangguang jawab sebagai warga negara dan menjadi anggota kelompok sosial yang diras cocok. Bantuan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan :
1. efisiensi fisik : 20 sd 25 th merupakan usia yang sangat produktif.
2. kemampuan motorik : pada usia 20 – 30 th yang puncak kekuatannya, tetapi respon terbaik pada usia 20-25 th.
3. kemampuan mental.
4. motivasi yang besar untuk dapat mencapai usaha yang maksimal dalam melaksanakan tugas masa dewasa dini.
5. model peran ideal bagi kehidupannya.

PERUBAHAN MINAT

Hal-hal yang mempengaruhi perubahan minat sbb :
1. perubahan dalam kondisi kesehatan
2. perubahan dalam status ekonomi
3. perubahan dalam pola kehidupan.
4. perubahan dalam nilai.
5. perubahan peran seks.
6. perubahan dari status belum menikah ke menikah.
7. menjadi orang tua
8. perubahan kesenangan.
9. perubahan dalam tekanan budaya dan lingkungan.

Beberapa macam minat pribadi pada masa dewasa dini : penampilan, pakaian dan perhiasan, simbol kedewasaan, simbol status, uang dan agama.

Peran pakaian pada masa dewasa dini :
1. meningkatkan penampilan.
2. indikasi status sosial.
3. individualitas.
4. prestasi sosio ekonomi.
5. meningkatkan daya tarik.

Rekreasi
Kegiatan yang berupaya untuk memperoleh kesenangan batin dan kepuasan jiwa setelah mengalami kejenuhan terhadap rutinitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rekreasi pada masa deawasa
1. kesehatan individu
2. waktunya.
3. status perkawinan.
4. status sosio ekonomi.
5. jenis kelamin
6. penerimaan sosial terhadap individu tersebut.

Beberapa macam bentuk rekreasi : berbincang- bincang, berdansa, dan berolah raga.
Hiburan – hiburan yang populer dikalangan dewasa dini adalah : membaca, mendengarkan musik, film, radio, televisi.

MINAT SOSIAL

Pada masa ini orang dewasa dini sering merasa kesepian terhadap dunia sekiatarnya karena teman – teman meraka sudah berpencar memiliki keluarga dan yang lainnya. Begitu pula pada orang- orang yang sudah menikah mereka cenderung rindu pada teman-teman sebyanya dulu pada remaja. Dalam beberapa hal ada semacam perubahan dan pergeseran yang sering dan banyak terjadi pada kehidupannya adalah : perubahan dalam peran serta sosial, perubahan dalam persahabatan dan perubahan dalam kelompok sosial.

Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa dini
1. mobilitas sosial
2. status sosio ekonomi
3. lamanya tinggal dalam masyarakat tersebut.
4. kelas sosial.
5. lingkungan.
6. jenis kelamin.
7. umur kematangan seksual.
8. urutan kelahiran


KONSEP PERAN SEKS DEWASA

1. konsep tradisional : menekankan pola perilaku tertentu dan tidak memasukkan minat dan kemampuan, yang muncul adalah maskulin.
a. pria : diluar rumah pria seabagai posisi berwenang dan dirumah sebagai pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat dan tokoh yang mendisiplinkan anak-anaknya.
b. wanita : konsep kepuasan wanita lewat pengabdian terhadap orang lain yakni suaminya.

2. konsep egalitarian : persamaan antara derajat laki-laki dan wanita
a. pria : dirumah ataupun diluar wanita dan laki – laki sedreajat dan saling bekerjasama.
b. wanita : terjadi kesamaan dengan pria bahwa tidak ada diskriminasi dalam mengaktualisasikan dirinya.



RINTANGAN YANG MENGHAMBAT PENGUASAAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA DEWASA DINI

1. dasar yang kurang memadai pada waktu sebelum dewasa
2. hambatan fisik
3. latihan yang tidak runtut
4. perlindungan yang berlebihan
5. pengaruh teman sebaya yang berkepanjangan.
6. aspirasi yang tidak realistik.

TENTANG PEKERJAAN

Faktor –faktor yang menyulitkan dalam pemilihan pekerjaan

a. jumlah dan jenis pekerjaan yang dipilihnya akan cenderung cepat bertambah.
b. Tuntutan perubahan pada keterampilan yang sering berubah akan suatu pekerjaan.
c. Tingkat fleksibilitas waktu kerja yang sangat rendah sehingga menyulitkan wanita untuk mengurus rumah.
d. Perlu persiapan yang matang dan panjang untuk mencapai suatu karir sehingga sulit sekali bagi seseorang untuk menukar pekerjaannya.
e. Adanya anggapan tugas – tugas tertentu yang menghususkan pada wanita dan laki – laki berbeda.
f. Ada juga jenis pekerjaan yang dianggap tidak menyenangkan seperti pelayanan dan perbaikan.
g. Pendidikan dan pelatihan yang pernah didapatkan tidak cocok dengan yang dibutuhkan pekerjaan yang masih lowong.

Sikap dalam bekerja
Sikap kerja yang menopang masyarakat : sedikit mendapat kepuasan kerja, karena baginya kerja sesuatu yang dianggap sebagai beban sehingga membuat orang tersebut ingin cepat pensiun. Sikap kerja yang melibatkan ego : melibatkan ego dalam bekerja sehingga lebih menempatkan kepuasan kerja. Hal ini dianggap sebagai hargadiri atau prestise yang membanggakan bagi seseorang tersebut. Oleh akrena hal tersebut maka orang seperti ini cenderung takut atau enggan untuk pensiun.

PENYESUAIAN PEKAWINAN

Ada empat pokok yang paling penting dalam penyesuaian perkawinan yaitu
1. penyesuaian dengan pasangan
2. penyesuaian seksual
3. penyesuaian keuangan
4. penyesuaian dengan keluarga pasangan

kriteria keberhasilan dalam perkawinan
a. kebahagiaan suami istri
b. hubungan yang baik antara anak dan orang tua
c. penyesuaian yang baik pada anak-anak
d. kemampuan untuk memeperoleh kepuasan dalam perbedaan pendapat
e. “kebersamaan”
f. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan.
g. Penyesuaian yang baik dari keluarga pasangan.

Kondisi – kondisi yang mempengaruhi staabilitas perkawinan
1. jumlah anak
2. kelas sosial
3. kemiripan latar belakang
4. saat menikah
5. alasan untuk menikah
6. saat pasangan menjadi orang tua
7. status ekonomi
8. model pasangan sebagai orang tua
9. posisi umum masa kecil keluarga
10. mempertahankan identitas


BAB III


MASA DEWASA MADYA

Usia madya menurut buku Elizabeth B. harlock sama dengan usia setengah baya sebagai masa usia antara umur 40th sampai 60 th. usia dewasa madya dibagi menjadi 2 bagian usia madya dini 40 – 50 th dan usia madya lanjut 50 – 60 th. Pada masa ini terjadi penurunan fungsi fisik dan ingatan yang lebih kelihatan pada kehidupannya.

KARAKTERISTIK

a. Usia madya merupakan periode yang sangat menakutkan
Ada beberapa alasan mengapa usia ini ditakuti :
1. banyaknya stereotipe tentang usia ini bahwa terjadi keruskan pada fungsi fisik, reproduktif dan ingatan pada individu tersebut.
2. adanya kerinduan terhadap masa – masa muda mereka.

b. Usia madya merupakan masa transisi
c. Usia madya adlah masa stress
penyesuaian secara radikal pada pola hidup yang disertai dengan perubahan fungsi fisik dan kemampuan ingatan akan berdampak pada sulitnya penyesuaian diri sehingga menyebabkan stress pada individu.
d. usia madya adalah masa berbahaya
e. usia madya adalah usia canggung
f. usia madya adalah masa berprestasi
g. usia madya adalah masa evaluasi
h. usia madya merupakan masa sepi
i. usia madya merupakan masa jenuh

TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN

Sebagian besar pengembangan tugas-tugas pada usia madya diarahakna pada persiapan individu demi suksesnya upaya menyesuaikan diri dengan menuju usia tua oleh karena itu, jelaslah bahwa kemampuan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan penting untuk demi suksesnya dan bahagianya sampai akhir hayat. Adapun beberapa tugas perkembangan : menyesuaikan diri dengan keluarga dan lebih berbuat sosial pada waktu luang yang dimilikinya, terlebih orang yang menikah belasan tahun sehingga mereka mempunyai waktu luang pada masa ini, hal ini dapat secara aktif seseorang untuk bertindak untuk kegiatan masyarakat.


TANDA – TANDA YANG JELAS USIA LANJUT

1. berat badan bertambah
2. berkurangnya rambut dan beruban
3. perubahan pada kulit: kulit pada tangan, leher, wajah, lengan menjadi kering dan keriput.
4. tubuh menjadi gemuk
5. perubahan otot
6. masalah persendian
7. perubahan pada gigi
8. perubahan pada mata

PERUBAHAN SEKSUAL

pada masa ini wanita mengalami menopouse dan pria mengalami klimakterik. Kedua hal ini merupakan masa sulit bagi sebagian besar orang untuk menyesuaikan diri dan menerima keadaan tersebut.
Pada bagian ini akan dipaparkan bagaiamana sindrom menopause dan klimaterik :

1. SINDROM MENOPAUSE
Dengan ciri-ciri sbb :menstruasi berhenti, sistem reproduksi menurun dan berhenti, penampilan kewanitaan menurun, berat badan bertambah, penonjolan pada jari dan perubahan kepribadian.
2. SINDROM KLIMATERIK PADA PRIA
Dengan ciri – ciri sbb : rusaknya fungsi organ seksual, nafsu seksual menurun, penampilan kelelakian menurun, gelisah akan kpriaannya, ketidaknyamanan fisik, menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh serta perubahan kepribadian.\

PERUBAHAN MINAT PADA MASA USIA MADYA

Dengan ciri – ciri sbb:
1. minat biasnya sering ditekan daripada dikembangkan karena semakin bertambahnya usia
2. ada pergeseran penekanan pada minat.
3. ada pergeseran minat yang lebih bersifat meyendiri
4. banyak orang pad masa dewasa madya ini cenderung untuk mengembangkan kebudayaanya dengan membaca, melukis dll.
5. ada pembedaan terhadap kegiatan jenis kelamin.
6. ada kecenderungan untuk saling membagi minat.
7. ada peningkatan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pribadinya.

FAKTOR YANG PENTING YANG MENYEBABKAN ORANG USIA MADYA MEMPUNYAI FUNGSI SOSIAL YANG BAIK

1. kesehatan yang baik menyebabkan orang lebih dapat berpartisipasi dalam keg. Sosial.
2. kaitan yang erat dengan keg. Sosial dapat melahirakan motivasi yang perlu untuk ambila bagian dalam keg.sosial.
3. kemahiran dan keterampilan seblumnya dapat menambah keprcayaan diri dalam menghadapi masalah sosial.
4. tidak hadir karena urusan keluarga dan keuangan menyebabkan terbatasi kemampuan sosialnya.
5. status sosial yang sesuai dengan teman sebayanya tentang keinginan dapat memungkinkan bergabung dengan organisasi masyarakat.
6. kemauan untuk berperan sebagai pengikut.

KONDISI UMUM YANG MENGHAMBAT PROSES PENYESUAIAN DIRI BAGI ORANG USIA MADYA

1. falsafah kursi berkarang: seseorang yang cenderung terkurung merupakan orang yang tidak aktif.
2. penampilan yang tidak menarik.
3. kurang memiliki keterampilan sosial.
4. kecenderungan untuk lebih suka berkontak dengan anggota keluarga.
5. masalah keuangan.
6. tekanan karena keluarga.
7. popularitas yang diinginkan.
8. mobilitas sosial.

PENYESUAIAN PEKERJAAN



PERUBAHAN KONDISI BEKERJA YANG MEMPENGARUHI PEKERJA DIUSIA MADYA

1. sikap sosial yang tidak menyenangkan
2. strategi perkrutan karyawan.
3. meningkatnya pengguanaan otomatisasi.
4. kerja kelompok.
5. peranan istri
6. masa pensiun wajib.
7. kekuasaan bisnis besar
8. relokasi

KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN PEKERJAAN PADA USIA MADYA

1. Kepuasan kerja
2. kesempatan promosi
3. harapan pekerjaan
4. meningktanya penggunaan otomatisasi semakin meningkat.
5. sikap pasangan
6. sikap terhadap usaha besar
7. sikap terhadap teman sekerja
8. relokasi


PENILAIAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN USIA MADYA

1. PRESTASI
Makin besar prestasi yang dicapai seseorang yang berusia madya dengan yang dicita-citakan sebelumnya makin besar kepuasan yang diperoleh. Dengan demikian makin banyak proses penyesuaian diri yang diperlukan.
2. TINGKAT EMOSIONAL
Pada usia pertengahan 50 an, individu pada umunya dapat melakukan penyesuaian diri yang baik, dan tidak merasa kecewa lagi dengan statusnya. Orang dapat menyesuaikan diri dengan perannya dan kegiatan yang telah disesuaikan oleh perubahan menytak dan fisiknya, karena itu kehidupan dapat bejalan dengan mulus sampai usia lanjut.
3. EFEK KEPRIBADIAN
Seberapa baik seseorang menyesuaikan diri dengan konsep diri yang mereka miliki, semakin baik konsep dirinya individu akan mampu lebih dapat berfikir untuk berbuat yang terbaik untuk keluarga, masyaraka dan lingkungannya.
4. KEBAHAGIAAN
Kriteria ini merupakan kepuasan hidup yang individu rasakan jika berhasil dalam penyesuaian dirinya selama ini, kebahagian dapat terwujud manakala dapat terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan seseorang pada waktu tertentu.

BAB IV
USIA LANJUT

USIA lanjut atau usia tua merupakan periode penutupan pada kehidupan manusia. Dibagi menjadi 2 yaitu: usia lanjut dini antara usia 60-70 th dan usia lanjut akhir70 – akhir kehidupan seseorang.

CIRI- CIRI USIA LANJUT
1. usia lanjut merupakan periode kemunduran pada fisik dan mentalnya.
2. perbedaan individual pada efek menua
3. usia tua dinilai dengan kriteri yang berbeda.
4. pelbagai stereotipe orang lanjut usia.

TUGAS PERKEMBANGAN USIA LANJUT
1. diharapkan menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan
2. kewajiban untuk menghadiri rapat keg.sosial
3. menyusun pola hidup kembali pada masa tua.
4. sebagian besar harus menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya.
5. perlu membangun ikatan dengan sesamanya.

PERUBAHAN MENTAL PADA MASA LANJUT
1. belajar : berhati – hati dalam belajar, sehingga hasilnya kurang memuaskan daripada masa dewasa.
2. berpikir dalam memberi argumentasi : terdapat penurunan kecepatan dalam megambil kesimpulan.
3. kreativitas : relatif kurang dibandingkan dalam usia muda.
4. ingatan : cenderung lemah dalam mengingat hal – hal yang baru dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal-hal yang telah dipelajari.
5. mengingat kembali : banyak orang yang mengingat kembali dalam hal tetentu lewat simbol, suara dan gerakan.
6. mengenang : semakin meningkat untuk mengenang masa lalu.
7. rasa humor : semakin berkurang rasa humor.
8. perbendaharaan kata :menurun sangat kecil
9. kekerasan mental

BEBERAPA KONDISI PENTING YANG MENUNJANG KEBAHAGIAAN PADA MASA USIA LANJUT

1. sikap yang menyenangkan sebagai akibat dari pergaulan dengan orang lanjut usia yang menyenangkan.
2. kenangan yang menggembirakan pada masa dewasa dan remaja.
3. sikap realistis dan mau menerima keadaan sebagai mana mestinya.
4. Menerima kenyataan terhadap diri sendiri
5. terus berapartisipasi dalam kegiatan menarik dan berarti.
6. diterima oleh kelompok sosial
7. perasaan puas dan mengenang akan keberhasilan masa lalu.
8. kesehatan yang cukup bagus.
9. menikmati keg. Rekreasional.
10. melakukan keg. Produktif

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. harlock. psikologi perkembangan( suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan). Penerbit Erlangga.1980. Jakarta.

Daftar Pustaka

Pencarian Canggih
Judul:
Author:
Topik:
Mata Kuliah: 
Penerbit:  Tahun terbit: 
Jenis:  Format: 
Lokasi: Fulltext: 

Cari

Hasil 1 - 11 dari 11 (0,28125 detik)
  Pilih semua      Kirim  Download
BukuChild development  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Penerbit: Auckland: McGraw-Hill     Tahun terbit: 1978     Jenis: Books - Textbook
BukuChild growth and development  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: 5th ed     Penerbit: McGraw-Hill     Tahun terbit: 1978     Jenis: Books
BukuChild growth and development  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: 5th ed     Penerbit: Tata McGraw-Hill     Tahun terbit: 1988     Jenis: Books
BukuChild growth and development  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: 5th ed.     Penerbit: New Delhi: McGraw-Hill     Tahun terbit: 1985     Jenis: Books
BukuDevelopmental psychology : a life-span approach  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: 5th ed     Penerbit: Tata McGraw-Hill     Tahun terbit: 1986     Jenis: Books
BukuPerkembangan anak, jilid 2  
Author: Tjandrasa, MeitasariHurlock, Elizabeth B.
Edisi: ed.6     Penerbit: Jakarta: Erlangga     Tahun terbit: 2000     Jenis: Books - Textbook
BukuPerkembangan anak, jilid 1  
Author: Tjandrasa, Meitasari (Translator); Hurlock, Elizabeth B.Zarkasih, Muslichan (Translator); Agus, Dharmady (Editor)
Edisi: ed.6     Penerbit: Jakarta: Erlangga     Tahun terbit: 2000     Jenis: Books - Textbook
BukuPersonality development  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: 2nd ed     Penerbit: Tata McGraw-Hill     Tahun terbit: 1979     Jenis: Books
BukuPsikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Penerbit: Jakarta: Erlangga     Tahun terbit: 1991     Jenis: Books
BukuPsikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan  
Author: Hurlock, Elizabeth B.
Edisi: ed. 5     Penerbit: Jakarta: Erlangga     Tahun terbit: 1992     Jenis: Books
BukuPsikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan  
Author: Hurlock, Elizabeth B.Istiwidayanti (Translator); Soedjarwo (Translator)
Edisi: ed.5     Penerbit: Jakarta: Erlangga     Tahun terbit: 1998     Jenis: Books - Textbook